Monday, August 5, 2013

SMD dan Peternak Menolak Impor Sapi

Asosiasi Sarjana Membangun Desa (Asosiasi SMD) beserta puluhan petani dari Kelompok Tani Subur Makmur Kelurahan Baran, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang menolak surat keputusan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nomor 699/M-DAG/KEP/7/2013 tentang Stabilisasi Harga Daging Sapi. Mereka menggelar demo di bundaran eks videotron, Jl Pahlawan, Semarang, Kamis (1/8) sore untuk mengecam kebijakan yang tidak pro petani sapi tersebut.

Dengan aksinya, mereka membawa seekor sapi dari Australia atau jenis limosin yang ditempatkan di mobil pikap. Koordinator Aksi Demo, Eko Dodi Pramono menyatakan, kebijakan pemerintah dengan mengeluarkan surat keputusan itu tidak memberikan proteksi stabilitas harga di tingkat produsen sapi lokal. Namun, kenyataannya kebijakan itu hanya didasari dengan alasan tingginya harga daging sapi di tingkat konsumen.

Menurut dia, kebijakan itu memberikan dampak negatif bagi petani sapi lokal. "Kami menolak surat keputusan Kemendag nomor 699, pemerintah harus berkewajiban memberikan kompensasi karena kebijakan ini merugikan petani sapi. Kebijakan ini juga kontraproduktif dengan kebijakan pemerintah tentang program swasembada daging sapi dan kerbau lokal," katanya. Demo ini mendapatkan perhatian dari pengguna jalan yang melintas di Jl Pahlawan.

Dalam orasinya, Eko juga mengajak masyarakat untuk menolak impor daging dari Australia. Sebab, daging tersebut dinilai tidak layak untuk dikonsumsi. "Itu (daging sapi- ) lemaknya tebal dan sudah mengandung resido hormon trenbolon (sejenis hormon untuk memacu pertumbuhan sapi- ). Daging itu barang sampah dan sangat tidak sehat untuk dikonsumsi, masyarakat jangan terkecoh dengan daging sapi impor yang berharga murah karena itu tidak sehat," tandasnya.

Eko menegaskan, harga daging itu memang murah tetapi di Australia tidak dikonsumsi oleh masyarakatnya. Indonesia, termasuk Jateng dibesarkan oleh warganya sendiri dan bukan negara Australia. Karenanya, konsumen harus berfikir sehat dan lebih jeli dalam menimbang harga daging sapi.

Sebagaimana diketahui, surat keputusan Kemendag itu memberikan izin impor sapi siap potong per periode 18 Juli dan berakhir pada 31 Desember 2013. Surat keputusan itu dikeluarkan untuk menambah dan menjaga ketersediaan harga daging sapi nasional, serta menciptakan stabilisasi harga daging sapi di bulan Ramadan dan hari raya Fitri 1434 Hijriah termasuk hari besar lainnya. Adapun, kebijakan impor sapi ini diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Perekonomian yang dilaksanakan pada 17 Juli lalu di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Sumber : suaramerdeka.com

Asosiasi Sarjana Membangun Desa

Bahwa di Indonesia, disatu sisi permintaan konsumsi produk-produk peternakan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan daya beli serta meningkatnya kesadaran gizi masyarakat, sebaliknya di sisi lain usaha agribisnis peternakan yang berbasis sumberdaya lokal memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan karena berbagai sarana pendukung seperti agroinput, teknologi, kelembagaan dan tenaga kerja tersedia di seluruh wilayah.

Bahwa pemberdayaan potensi tenaga terdidik lulusan perguruan tinggi bidang peternakan dan kesehatan hewan perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan peluang dan sumberdaya tersebut di atas, salah satu diantaranya melalui program Sarjana Membangun Desa (SMD). Pengembangan SMD dilakukan guna mengatasi kendala rendahnya kualitas sumberdaya manusia peternak di pedesaan. Keberadaan SMD yang berbekal dan berfungsi mentransfer ilmu pengetahuan, teknologi, kreativitas dan wawasan agribisnis kepada kelompok ternak yang berpengalaman namun kurang efektif dan efisien dalam mengelola usaha agribisnis berbasis peternakannya akan membentuk sinergi dan membangun kerjasama yang harmonis dan menyatu, sehingga mampu menghasilkan kinerja usaha peternakan yang lebih optimal.

Sejak program SMD diselenggarakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2007 hingga 2012 jumlah SMD yang terekrut mencapai 2.719 orang. Peluang usaha agribisnis peternakan mulai dari hulu sampai ke hilir yang dapat dimanfaatkan semakin luas. Demikian pula bermunculan beragam dinamika multisektoral yang harus dihadapi SMD, baik yang sifatnya mendukung maupun menghambat pelaksanaan peran dan tugas.

Bahwa kemudian didalam menjalankan peran dan tugas profesinya timbul suatu kesadaran dan mawasdiri para SMD untuk tetap menjaga penegakan disiplin profesi, mengembangkan orientasi usaha agribisnis yang dikelola dan mengoptimalkan kerjasama antar sejawat melalui jaringan yang terintegrasi serta kerjasama dengan pihak lain yang menguntungkan. Guna lebih menyelaraskan kepentingan dan tujuan yang sama tersebut maka kami para SMD dari seluruh Indonesia bersepakat membentuk Asosiasi Sarjana Membangun Desa sebagai wahana kegiatan seluruh SMD. (setjend-asmd)

BERITA-ARTIKEL LAINNYA